klakson ~ Puisi TIMUR SINAR SUPRABANA
apa yang hendak dikatakan klakson saat ia menguar, berulang, pendekpendek, melarik, ketika engkau, sendiri, di beranda, sedang duduk di kursi rotan itu sembari entah melamunkan apa yang, dulu, pada sangkamu bakal membawamu ke banyak danau dengan permukaan air punya banyak warna yang tiga diantaranya belum pernah kaulihat bahkan dalam mimpi paling indah sekalipun, o, kekasihku yang kini bahkan mungkin apa warna kesukaankupun telah kau lupa
kekasih kekasih kekasih kekasih sungguh sedang kurindu kau sampai sedih sampai merana sampai tiada rasanya yang pernah sampai
kekasih kekasih kekasih kekasih kekasih pada banyak malam, ingatkah, kadang begitu kau rindu kapan ada waktu tak punya pagi dan ke manapun melangkah sejarak dua atau paling jauh lima meter ada ranjang, kosong, dengan kasur bersprei sulaman initial gabungan nama kita dan di luar jendela, aih, belasan bulan saling mengitari seolah menari sebab berayun dan melayang tak hentihenti dalam purnama yang nyaris sempurna
lalu kita, katamu.., rela jadi apa saja asal berdua
….
kini, bahkan setelah pencipta dan penyanyinya meninggal, tinggal lagulagu didi kempot yang asyik disenandungkan berulang
….
10.27.
01.06.2020
semarang